Realisasi MR Tertinggi

Realisasi MR Tertinggi

CURUP, Bengkulu Ekspress - Realisasi imunisasi vaksin Measles Rubella (MR) di Kabupaten Rejang Lebong sudah mencapai 91,48 persen. Realisasi tersebut merupakan realisasi tertinggi di Provinsi Bengkulu.\"Untuk realisasi imunisasi vaksin MR di Kabupaten Rejang Lebong mencapai 91,48 persen dari target mereka, persentasi tersebut merupakan tertinggi di Provinsi Bengkulu,\" sampai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, H Herwan Antoni SKM MKes MSi saat menggelar kegiatan monitoring dan evaluasi program pembangunan kesehatan di aula BLKM Curup Rabu (17/10) kemarin.

Kemudian untuk realisasi tertinggi kedua ada di Kabupaten Bengkulu Selatan dengan realisasi sudah mencapai 90,33 persen dan disusul Kaur dengan persentase 88,09 persen. Sedangkan untuk realisasi terendah ada di Kota Bengkulu yaitu dengan realisasi baru 53,57 persen.

Dengan capaian tertinggi saat ini, Herwan berharap, dalam waktu dekat ini Kabupaten Rejang Lebong bisa mencapai target yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan yaitu 95 persen dari target yang telah ditetapkan. Bila nanti realisasi MR di Kabupaten Rejang Lebong mencapai 95 persen sebelum berakhirnya program vaksinasi MR diakhir Oktober ini, maka pihaknya akan mengusulkan ke Kementerian Kesehatan agar Kabupaten Rejang Lebong mendapat penghargaan.

\"Bila bulan ini Rejang Lebong sudah mencapai 95 persen, maka akan kita usulkan ke Kementerian Kesehatan untuk mendapat penghargaan,\" sampai Herwan Antoni.

Sementara itu, untuk realisasi imunisasi vaksin MR di Provinsi Bengkulu sendiri, menurut Herwan hingge kemarin sudah terealisasi sebesar 75,66 persen dari target di Provinsi Bengkulu sebanyak 524.204 anak.\"Secara nasional realisasi kita ini menduduki urutan ke-6, karena yang tertinggi di Papua Barat yang sudah mencapai 98,23 persen,\" terang Herwan.

Terkait dengan realisasi se Provinsi Bengkulu sendiri, menurut Herwan, hal tersebut dikarenakan ada beberapa kabupaten, terumata di Kota Bengkulu yang belum tersosialisasi dengan baik, sehingga hasilnya belum maksimal. Kendala yang mereka alami terutama terkait dengan penolakan-penolakan di beberapa sekolah yang sebagian anaknya adalah muslim. \"Penolakan tersebut terkait dengan belum adanya sertifikat halal,\" sampainya.

Oleh karena itu, menurut Herwan, mereka perlu melakukan pendekatan lagi, dimana dalam pendekatan tersebut pihak telah melibatkan peran MUI provinsi serta kabupaten kota sehingga masyarakat bisa menjadi paham dan tidak ada penolakan lagi.

Sementara itu, terkait dengan kegiatan kemarin, menurut Herwan merupakan kegiatan monitoring terpadu program pembangunan kesehatan di Provinsi Bengkulu. Kegiatan tersebut, menurutnya dilakukan setiap kabupaten dan kota yang ada di Kabupaten Rejang Lebong. Dimana untuk di Kabupaten Rejang Lebong merupakan kegiatan keenam.

Dalam kegiatan tersebut ia mengajak seluruh kepada bidang dan kepala seksi yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. Sedangkan untuk pesertanya bukan hanya Dinas Kesehatan saja namun sejumlah OPD terkait yang berkontribusi dalam upaya pembangunan sektor kesehatan.

\"Kita ingin melihat sejauh mana realisasi dari program pembangunan yang ada serta kendala-kendala yang dihadapi untuk mencapai program pembangunan kesehatan itu sendiri,\" terang Hewan.(251)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: